"Barik'an Suro" Tradisi Turun-temurun Menyambut Tahun Baru Hijriah (1Suro)
SINGGIH FIRMA ADI W. 12 September 2018 21:22:42 WIB
Barikan merupakan tradisi yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Allah Swt atas semua nikmat yang tercurah kepada semua masyarakat Desa.
Di Desa Pundungsari masyarakat biasa melaksanakan tradisi barikan setiap tanggal 1 suro (tahun baru hijriah) seperti yang dilaksanakan masyarakat desa pundungsari pada tiap-tiap lingkungan dalam menyambut tanggal 1 Suro atau tahun baru Hijriah (Selasa, 11-09-2018/1440H).
Selain sebagai ungkapan rasa syukur tradisi barikan merupakan alat untuk memperkuat solidaritas diantara masyarakat setempat.
Hal itu terbukti ketika menjelang tanggal 1 suro masyarakat selalu antusias.
Memang tradisi menyambut bulan Syuro merupakan hal yang menjadi salah satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa.
Memang tradisi menyambut bulan Syuro merupakan hal yang menjadi salah satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa.
Proses selamaten tersebut harus berlangsung di perempatan jalan/ di balai-balai pertemuan desa.
Pada umumya sebagian besar masyarakat tak hanya yang beragama islam, namun yg beragama selain islam pun juga turut serta datang secara berbondong-bondong ke tempat acara selametan berlangsung dengan membawa sega (nasi) lengkap dengan lauk pauk (tempe, tahu dan sayur) atau sering disebut warga dengan istilah "Encek" yang diletakkan di tengah-tengah kerumunan.
Encek biasanya diletekaan pada wadah yang terbuat dari pelepah pohon pisang dan rakitan/anyaman bambu akan tetapi seiring perkembangan zaman digantikan dengan bungkus plastik atau rege karena dianggap lebih praktis.
Encek tersebut dimaksudkan untuk ikut disertakan dalam doa’ yang akan dipanjatkan bersama-sama.
Setelah masyarakat sudah berkumpul semua, mulailah doa dipanjatkan.
Harapanya dengan masuknya tahun baru hijriah ( 1 suro) masyarakat daerah setempat mendapat “keselamatan” dalam kehidupanya.
Setelah proses doa selesai, warga kembali berbondong-bondong mengambil Encek untuk dibawa pulang, namun biasanya warga akan mengambil encek yang bukan miliknya dengan kata lain ada prosesi tukar-menukar Encek, Jadi setiap warga mendapat 1 bungkus encek milik warga lain, Encek ini dinamai “berkat”. tradisi ini dikenal dan diwariskan secara turun-temurun oleh pendahuluNya.
Komentar atas "Barik'an Suro" Tradisi Turun-temurun Menyambut Tahun Baru Hijriah (1Suro)
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah pengunjung |
- Kepala Desa Pundungsari Periode 2020-2026 Resmi Dilantik Bupati Lumajang
- Membuka Program Padat Karya Infrastruktur, Anggota Komisi IX DPR RI Drs.Ayub Khan M.Si Edukasi Warga
- Jarak Tak Menghalangi Sekolah Ini Untuk Bersaing Dengan Sekolah Lain
- MASA BAKTI BPD AKAN BERAKHIR, PEMDES MULAI BENTUK PANITIA PEMILIHAN BPD
- "Barik'an Suro" Tradisi Turun-temurun Menyambut Tahun Baru Hijriah (1Suro)
- HUT KEMERDEKAAN RI KE-73
- INFORMASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (IPPDes) TA 2017